Pilih Bahasa

Friday 7 July 2017

Waspada terhadap Ranjau Amal



*) Disarikan dari khutbah Jum'at Ust. In'amul Choiri di PT. Astom Indonesia pada tanggal 070717
Puji syukur Alhamdulillah kita diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat melaksanakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT semoga istiqomah sampai kita dipanggil Allah dengan Husnul khotimah. Aamiin

Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad sebagai suri tauladan kita dalam segala hal dalam menjalani kehidupan dunia ini sehingga bisa bahagia dunia dan akhirat.

Hari ini kita berada dibulan syawal maka saya ucapkan
جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين

Semoga Allah menjadikan kita semua kembali fitrah (diampuni dosa dan kesalahan kita) dan memperoleh kemenangan dalam melawan hawa nafsu kita
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنكمْ

Dan semoga Allah menerima ibadah kita dan ibadah kalian. Serta kita memperoleh predikat MUTTAQIN. Aamiin.

Bulan syawal artinya bulan peningkatan, predikat taqwa yang kita dapatkan setelah kita menjalankan puasa ramadhan ini harusnya kita jaga dan kita tingkatkan sehingga kita menjadi hamba Allah yang beruntung.
Untuk meningkatkan taqwa ini diperlukan sikap
1. Mensyukuri nikmat iman. Nikmat iman adalah nikmat yang terbesar diberikan Allah kepada hambanya, dengan iman inilah kita bisa sampai ditempat tujuan, dengan tiket iman inilah kita bisa masuk dalam tempat yang baik di akhirat nanti dan juga bertemu dengan Allah SWT. Dengan bersyukur kepada Allah maka Allah akan mengokohkan iman didiri kita dan juga akan bertambah  ketaqwaan kita kepada Allah

2. Menambah kualitas keimanan kepada Allah SWT dengan cara melakukan amal sholih, karena iman dan amal sholih sesuatu yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan seperti coin mata uang, Iman tidak akan bernilai tanpa disempurnakan dengan amal kebaikan begitu juga amal kebaikan tidak akan bernilai kalau tidak dilandasi dengan keimanan. Dan 2 hal inilah yang akan menuntun hamba Allah memperoleh kebahagian yang hakiki, sebagaimana janji Allah SWT :

وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَار

Artinya : Dan berikan kabar gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya (al Baqara 25)

Betapa besar karunia Allah diberikan kepada orang yang beriman dan beramal sholih atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Sholihiin.

Tentunya semua orang menginginkan menjadi sholihiin, akan tetapi kenyataannya tidak semua orang bisa mendapatkannya. Karena banyak penyakit, hama atau ranjau yang bisa merusak amalan menjadi sholihiin kalau tidak hati-hati.

Sayyidina Ali karramallahu wajhahu mengatakan dalam suatu riwayat:

لَوْلَ خَمْسَ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَّالِحِيْنَ, الْقَنَاعَةُ بِاالْجَهْلِ,وَ الْحِرْصُ عَلَى الْدُنْيَا وَالْشُحُّ بِالفَضْلِ وَألّرِياءُ فِيْ الْعَمَلِ وَالْاِجاَبُ بِالرَأْيِ

Jika tidak ada 5 hal ini maka semua orang akan bisa menjadi sholih (Orang bisa gagal menjadi sholih kalau ada salah satu ini dibawah ini) 

1. Merasa senang dengan kebodohan, tidak  mau mencari ilmu, tidak mau hadir di majlis ilmu. Padahal menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang. Dengan menuntut ilmu akan mengetahui keagungan Allah, akan mengerti tanda tanda kekuasaan Allah. Sehingga timbul rasa takut kepada Allah sebagai sumber terjaganya iman dan amal.
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Hanya orang yang berilmu yang akan mampu melakukannya. Artinya kebodohan akan bisa merusak kokohnya iman dan amal.

2. Rakus terhadap dunia 
3. Bakhil terhadap karunia Allah
Point 2 dan 3 ini merupakan hal yang saling berhubungan, Rakus terhadap dunia maka otomatis dia akan bakhil (tidak mau) berbagi kepada sesama, justru dia akan menumpuk hartanya agar tidak keluar bahkan dia juga akan iri dan menginginkan harta orang lain berpindah kepadanya. Rakus terhadap dunia ini sangat berbahaya karena akan menghalalkan segala cara demi mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, tidak peduli haram-haram, tidak peduli salah-benar bahkan menginjak orang lainpun akan dilakukan. Sumber dari segala kejahatan adalah rakus terhadap dunia yang bisa meruntuhkan kokohnya iman dan amal.

4. Riya’ dalam beramal, selalu menginginkan diperhatikan orang lain dalam beramal. Dia tidak akan melakukan apa apa bila tidak diperhatikan. Inilah yang akan merusak amal seseorang. Padahal Allah memerintahkan kita dalam beramal:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Artinya : Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya

5. Bangga terhadap dirinya sendiri, merasa paling hebat, merasa paling benar dan menganggap orang lain lebih rendah serta meremehkan orang lain. Inilah sikap yang merusak amal.
 
Kelima poin ini telah dilatih selama ramadhan untuk dihindari, 
1. Didalam madrasah ramadhan kita sempat hadir di majlis ilmu karena hampir disemua masjid menghidupkan majlis taklim bersamaan dengan syiar ramadhan. 
2. Di madrasah ramadhan kita tidak berani makan dan minum walaupun itu makanan halal, apalagi haram. 
3. Dan kitapun dengan gampangnya berbagi dengan sesama. 
4. Dimadrasah ramadhan kitapun dilatih melakukan ibadah murni karena Allah meskipun tidak ada satupun yang melihat kita tetap menjaga puasa kita agar tetap sah, tidak berani minum air wudlu  meskipun sedikit. 
5. Dimadrasah ramadhan kitapun dilatih untuk menahan lapar dari fajar sampai terbenam matahari. Semua diperlakukan sama baik pria maupun wanita, dewasa maupun remaja. Tidak ada yang istimewa dari kita karena yang mejadi tolak ukur diterima ibadah puasa adalah dari keimanan masing-masing kepada Allah SWT.
 
Semoga kita termasuk hamba Allah yang sukses meraih gelar Muttaqin yang akan terjaga dan meningkat dalam 11 bulan kedepan. Aamiin.

No comments:

Post a Comment