KAJIAN Ke#5 Risalatul Qoriin
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ
وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , أَمَّا بَعْد
Pada kajian ini kami akan
sampaikan mengenai khotmil Qur’an atau khataman al Qur'an. Mengkatamkan al Qur’an atau majlis khotmil Qur’an
adalah sesuatu yang sangat ditunggu oleh para pembaca al Qur’an. Hal ini
tentunya merujuk kepada hadist-hadist nabi Muhammad saw, aktifitas para
sahabat, tabiin dan salafuussholih.
Seperti yang
dicantumkan dalam kitab musnad imam Ad Dariimi
melalui Abdullah bin Abbas r.a bahwasannya beliau (Abdullah bin Abbas)
menugaskan seseorang lelaki untuk mengawasi orang-orang yang membaca al Qur’an,
apabila orang-orang yang membaca al Qur’an ini hendak mengkhatamkan al
Qur’an maka laki-laki ini memberitahukan
kepada sahabat Abdullah bin Abbas, sehingga beliau datang duduk bersama mereka untuk
mengaminkan doa yang dipanjatkan.
Dan juga diriwayatkan Abu Dawud dengan riwayat shohih melalui Qatada
(seorang tabiin agung) murid dari sahabat Anas bin Malik. Beliau menceritakan
bahwa ketika sahabat Anas bin Malik hendak mengkhatamkan al Qur’an maka beliau
mengumpulkan seluruh anggota keluarganya untuk mengaminkan doa yang dibaca pada
khotmil Qur’an.
Dan juga diriwayatkan
dari hakam bin utaibah (seorang
tabiin) sanad yang shohih bahwa Mujahid dan Abda ibnu Abu Lubabah senantiasa
mengundang kepada khalayak ketika hendak mengkhatamkan al Qur’an . Mengapa
? karena Doa yang dipanjatkan pada khotmil Qur’an itu diijabah oleh
Allah SWT. Atau dalam redaksi lain “Sesungguhnya
rahmat Allah itu diturunkan ketika khatam al Qur’an”
Dari beberapa riwayat
diatas maka para ulama’ menghukumi mengkhatamkan al Qur’an dengan hukum Sunnah
Muaakkad.
Cara Khotmil
Qur’an adalah apabila orang sudah selesai didalam khatamannya maka
disunnahkan langsung segera memulai lagi dengan bacaan barunya yang berhubungan
dengan khatamannya itu. Hal ini berdasarkan dalil dari hadist nabi dari jalur
sahabat Anas bin Malik r.a
خَيْر الْأَعمال حَلُ وَرحْلةَ , ومهما.. , افتتحة الْقُرْنِ و ختمه |
Khoirul a’maali hillu warrihlatu, wamahuma ?,
qaala : iftitahul qur’ani wa khotmuhu
Sebaik baiknya amal perbuatan ialah al hillu dan ar rihlah. Lalu ditanyakan oleh sahabat “ Apakah arti keduanya ya rasulullah?” Nabi SAW menjawab. Memulai bacaan al Qur’an dan pengkhatamannya (yakni sesudah mengkhatamkannya)
Dari rujukan diatas maka tata cara kita didalam mengkhtamkan al Qur’an ketika sudah sampai ayat terakhir dari tertibnya urutan al Qur’an yaitu surat annas dilanjutkan
1. Membaca suratul fatihah
2. Membaca surat al Baqarah ayat 1 s/d 5
3. Kalimat tashdiq
(وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ
لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)
4. Ditutup baca Doa khotmil
Demikian tata cara khataman al Qur'an dan yang telah diajarkan guru kami semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan didalam bertilawah al Qur'an.
Wallahu a’lam
By In'amul Choiri
Wallahu a’lam
By In'amul Choiri
No comments:
Post a Comment