Disarikan
dari Mauidlo Hasanah Ust. In’amul Choiri pada Walimatut Tasmiyah tanggal 2 Mei
2017 Blok CD Mercy
Aqiqah di rumah Ust. Joko Setiyana |
Puji
syukur Alhamdulillah kita bisa berkumpul ditempat yang mulia di Musholla An Nur
dalam rangka menghadiri undangan sahabat kita tasyakkur bin ni’mah, Insyallah
akan bernilai ibadah dihadapan Allah SWT karena kita bertahni’ah yaitu ikut
senang dengan kesenangan yang dialami saudara kita muslim dan menjalankan
perintah Allah dan rasulnya dengan memenuhi hak sebagai sesama muslim.
Sholawat
dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad sebagai Idola
bagi kita didalam segala sendi kehidupan termasuk didalam mendidik anak-anak
kita.
Alhamdulillah
malam hari sudah masuk bulan Sya’ban
1438, bulan yang menurut ulama disebut “Keberkahannya bercabang
cabang” Semoga kita pulang dari
tempat ini hidup kita tambah berkah dan kita berdoa kepada Allah semoga kita
semua dan anak keturunan kita menjadi hamba Allah yang sholih dan sholihah dan
dapat menjadi pemimpin orang orang yang bertaqwa. Aamiin
Hadirin rahimakumullah
Rasulullah bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
Setiap
anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang
menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani
Dari
Hadist diatas maka anak ini akan sangat bergantung dengan pembentukan yang
dilakukan oleh orang tuanya (sentuhan dan usaha orang tuanya), Ibarat gelas
kosong mau diisi susu, diisi air putih atau diisi cuka maka gelas akan ikut
siapa yang mengisi dirinya. Begitu juga seorang anak ini akan menjadi amanah
yang mempesona bagi orang tuanya ataun justru sebaliknya menjadi kehancuran
bagi orang tuanya tergantung bagaimana orang tuanya membentuknya.
Diceritakan,
Bagaimana ada orang tua yang mendapatkan kehormatan disisi Allah karena sikap
anaknya dan begitupun sebaliknya. Sebagai
orang tua harusnya memahami bentuk kasih sayang yang diberikan kepada anaknya agar
bagaimana usahanya menjadikan anaknya
anak yang sholih.
Tahapannya tentunya banyak mulai
dari memilih calon ibunya akan tetapi yang kami sampaikan malam ini mulai dari
Bentuk
syukur orang tua terhadap Allah dengan diberikan anak adalah dengan meng aqiqah
kannya. Aqiqah hukumnya menurut jumhur ulama’ “Sunnah Muakkad”
كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيْقَتِهِ.
تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَ يُحْلَقُ رَأْسُهُ وَ يُسَمَّى
Setiap
anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ke-7,
dicukur rambutnya, dan diberi nama.
Tanggung
jawab aqiqah ini adalah dibebankan kepada Orang tua, Kapan pelaksanaannya ???
yang terbaik dari hadist diatas adalah umur 7 hari. Ada riwayat lain bisa
dilakukan hari ke 14, ke 21. Apakah hanya dihari hari itu ??? Ulama berpendapat : Kapan saja kelonggaran
rizki orang tua sampai anak berumur sebelum usia baligh. (Bila memang tidak
mampu “benar benar tidak mampu” sampai anak berusia akil baligh
maka gugurlah kewajiban orang tuanya). Bila anak sudah dewasa belum diaqiqahi
kemudian ingin mengaqiqahkan dirinya sendiri maka hal tersebut diperbolehkan
saja.
Dengan
aqiqah ini diharapkan anak akan menjadi pribadi yang pandai bersyukur, yang
merupakan pondasi anak agar sukses dunia dan akhirat. Dia akan berangkat dari
potensi dan keadaan dirinya (tidak mengeluh dengan keadaan dirinya, tidak iri
dengan kelebihan orang lain) tapi akan melangkah dengan bersyukur kepada Allah
SWT terhadap potensinya sendiri.
إِنَّ
اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri”
Termasuk bekal yang besar yang diberikan kepada anak adalah sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam surat Lukman
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)”.
Rasulullah bersabda
:
مُرُوا
أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا
وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ
perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat
ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila
berumur sepuluh tahun
Umur
7 tahun sudah mulai di training melaksanakan sholat selama 3 tahun, kemudian
umur 10 tahun diberikan sanksi kalau masih belum bisa sholat dengan mandiri.
Proses ini adalah proses pembiasaan. Kalau anak sudah terbiasa maka akan mudah
melakukannya kalau anak tidak terbiasa maka akan sulit melakukannya. Ketika
sudah sampai umur baligh maka sudah mudah dan sempurna sholatnya. Dan tidak ada
sesuatu yang sulit kalau sudah dibiasakan, Contoh sederhana adalah anak di inggris umur
7 tahun sudah pandai berbicara bahasa inggris. Mengapa ?? karena terbiasa berbicara bahasa inggris
bandingkan dengan sebagian besar kita umur sudah kepala 4 masih belum mahir
berbicara bahasa inggris.
Berikan
bekal kepada anak bila ada kebaikan yang bermanfaat maka disampaikan atau ikut
bersama sama masyarakat untuk melakukan kebaikan tersebut, begitu juga ketika
ada sebuah kemadlorotan dimasyarakat diapun ikut peduli di dalam meminimalisir
atau bahkan menghilangkannya.
Didik
anak agar bergaul dengan lingkungannya tidak egois, hanya asyik bermain dengan
gadgetnya, dengan PSnya dll.
Sehingga
anak dapat menjadi umat yang terbaik menurut Allah SWT sebagaimana firmannya :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”
Bekali
anak bahwa perjalanan hidup dalam mencapai tujuan tidak selalu mulus, bisa jadi
jalan yang akan dilalui terjal, bisa jadi jalannya naik atau curam. Berikan
pemahaman agar tetap bersabar focus pada tujuan. Sehingga tidak berhenti
ditengah jalan akan tetapi dapat melalui jalan jalan tersebut yang pada
akhirnya sampai pada tempat tujuan. Sabar dalam menghadapi ujian, sabar dalam usaha
mencapai tujuan, sabar menghindari sesuatu yang dilarang.
Semoga
anak anak kita semua menjadi amanah yang mempesona bagi kita (Qurrota a’yun)
sukses dunia akhirat. Aamiin
No comments:
Post a Comment