al Imam Ja’far As Shoodiq Heran terhadap sikap manusia
yang ketika mengalamai sesuatu masalah yang tidak menyenangkan bagi
dirinya tidak tahu cara menyelesaikannya.
Tag Hidayatul Qur'an |
Padahal al Qur’an diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh
manusia dan Obat bagi kehidupan manusia.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ
لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا
Artinya: “Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi
obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS
al-Isrâ’/17: 82)
Saat hati sedang galau dan risau, karena terlalu banyak yang dipikirkan, hati dan pikiran terasa gelap atau bahkan karena sebab yang belum kita ketahui, Kadang manusia bingung mau ngapain
Saat hati sedang galau dan risau, karena terlalu banyak yang dipikirkan, hati dan pikiran terasa gelap atau bahkan karena sebab yang belum kita ketahui, Kadang manusia bingung mau ngapain
2. Pergi ketempat hiburan (diskotik dll) maksud hati mendapatkan ketenangan akan tetapi justru bertambah bertambah kerisauannya
3. Mengkonsumsi minuman keras, obat obat terlarang, narkotika dll harapannya permasalahnnya dapat terselesaikan akan tetapi menimbulkan masalah
4. Pergi ketempat tempat pelacuran karena beranggapan dapat menghilangkan kesuntukan yang dialami akan tetapi tidak kunjung selesai permasalahannya
5. dll
Padahal Al
Quran sudah memberikan solusi bagaimana
cara agar masalah kehimpitan, kegalauan, kesuntukan dan kegelapan itu dapat
terurai dengan baik
Caranya adalah
tercantum dalam surat al Anbiya 87 :
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ
مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ
أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
|
|
Artinya : Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia
pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan
mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat
gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya
aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".
Note : Kegelapan dan kesusahan yang dialami nabi Yunus a.s sangatlah ekstrem (kegelapan
didalam perut ikan, kegelapan didalam air laut, kegelapan diwaktu malam, dan
kegelapan karena perbuatan salah dan khilaf) akan tetapi dapat teruarai dengan ijin Allah SWT.
Hasilnya seperti yang diungkapkan diayat berikutnya (al
Anbiya 88)
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ
نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Artinya : Maka Kami telah memperkenankan doanya dan
menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan
orang-orang yang beriman.
Dari keterangan diatas maka solusi untuk mengatasi
kegelapan, kegalauan, kesempitan hidup
adalah dengan memperbanyak dan mengistiqomahkan berdzikir membaca:
لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ
سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya : “…tak ada Ilah (yang
berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah
termasuk orang-orang yang zalim".
Ada Pendapat ulama: dibolehkan dzikir ini
digabungkan dengan ismul a’dhom yaitu (يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ )
Jadi bacaan dzikirnya adalah:
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ لَا
إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Semoga kita bisa kita amalkan dalam
menambah khasanah dzikir kita kepada Allah SWT semoga Allah menghindarkan kita dari
kegelapan, kesempitan, kegalauan. Jangan menunggu datangnya kegalauan atau
kesusahan baru mau cari solusi, akan tetapi bagaimana kita mempersiapkan diri
kita mempunya benteng yang dapat menghalau kesempitan, kegelapan dan kesusahan
tersebut. Sedia payung sebelum hujan kata pepatah..
Wallahu a'lam
By In’amul Choiri
No comments:
Post a Comment