KAJIAN Ke#3 Risalatul Qoriin
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ
اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ ,
أَمَّا بَعْدُ
Pada
kajian yang ke 3 adalah menjawab pertanyaan dari jama’ah mengenai kajian yang
ke-2 yaitu mengenai hukum membaca
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
“Ketika
di dalam sholat bacaan basmalah ini lebih utama dibaca sir (pelan) atau Jahr
(keras) ?.”
Untuk menjawab pertanyaan ini kita kembalikan rujukan kepada apa yang telah
disampaikan rasulullah SAW di dalam hadistnya :
1.
Hadist yang ke 1 yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan muslim dari jalur sahabat Anas bin malik:
أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ اَلصَّلَاةِ بِـاَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ |
“Sesungguhnya nabi Muhammad saw, abu bakr dan umar didalam sholatnya membuka dengan bacaan suratul fatihah”
زَادَ مُسْلِمٌ
لَا يَذْكُرُونَ بِسْمِ اَللَّهِ
اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ
Imam Muslim
menambahkan redaksi dalam hadist ini dengan tidak membaca basmala
وَفِي رِوَايَةٍ لِأَحْمَدَ وَالنَّسَائِيِّ وَابْنِ خُزَيْمَةَ : لَا يَجْهَرُونَ بِبِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيم (كَانُوا يُسِرُّونَ) |
Jadi
makna hadist-1 diatas adalah basmalah
dibaca sirri (pelan) karena ada hadis lain yang menegaskan bahwa basmala adalah merupakan salah satu ayat atau bagian dari surat al fatihah
2.
Hadist yang ke 2 diriwayatkan oleh imam
nasa’i dan ibnu huzaimah dari jalur sahabat Nu’aim al Mujmir:
صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَرَأَ : بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيم ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ اَلْقُرْآنِ حَتَّى إِذَا بَلَغَ, وَلَا اَلضَّالِّينَ قَالَ, آمِينَ وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ وَإِذَا قَامَ مِنْ اَلْجُلُوسِ : اَللَّهُ أَكْبَرُ . ثُمَّ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ : وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم | |||||||||
“Nuaim berkata : saya sholat
dibelakang abu hurairah, kemudian abu
huraira membaca bismillahi rrahmani rrahiim kemudian dilanjutkan alfatiha
secara lengkap sampai waladdloollin kemudian baca aamiin, setiap pergerakan membaca
allahu akbar sampai akhirnya salam, kemudian abu hurairah bersumpah demi jiwaku yang berada ditanganNya (diawali
dengan kalimat sumpah-menunjukkan penekanan kebenaran yang beliau ucapkan) sesungguhnya
inilah sholat yang lebih menyerupai sholatnya rasulullah saw (maksudnya dengan
mengeraskan bacaan basmalah)”
Jadi makna hadist
ke -2 ini menjelaskan bahwa basmalah
dibaca jahr (keras)
Bagaimana kita sebagai
umat rasulullah didalam memahami apa yang beliau lakukan berdasarkan 2 hadist
diatas, rasul pernah membaca dengan sirri dan juga melakukan dengan Jahr.
Dalam memahami ini kita
kembalikan kepada firman Allah SWT di dalam Al Qur’an:
وَمَا آتَاكُمُ
الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
“Dan apa yang diberikan rasul saw maka ambillah dan apa yang dilarang
bagimu maka tinggalkanlah”. (al Hasyr 7)
Dari ayat diatas kita
tidak boleh menyembunyikan/menghilangkan hadist hadist tertentu dari rasul karena
kita mengamalkan amalan hadist yang
tertentu.
Ketika ada suatu amalan
pernah ditinggalkan rasul dan pernah dilakukan rasul maka yang lebih utama adalah mengamalkannya yang
pernah dilakukan rasul selama tidak ada dalil larangan rasul.
Contoh
hadist keterkaitan dengan sholat tarawih : rasul pernah melakukannya kemudian beliau
meninggalkannya, maka yang lebih utama adalah melakukan yang pernah dilakukan
selama tidak ada hadist yang melarang.
Melihat penjelasan
diatas rasul kadang meninggalkan bacaan basmalah dengan suara keras, kadang
beliau melakukan baca basmalah dengan suara keras maka yang lebih utama adalah melakukan baca basmalah dengan suara keras
karena kita mengambil semua apa yang dari rasulullah saw.
Semoga kita bisa
mengamalkan contoh-contoh yang sudah diajarkan rasulullah saw didalam kehidupan
kita sehari-hari termasuk mempraktekkan cara sholat sesuai rasulullah dengan
membaca basmalah dengan suara Jahr (keras).
Wallahu a’lam
By In'amul Choiri
No comments:
Post a Comment