Pilih Bahasa

Friday 10 March 2017

Keras atau Pelan baca Basmalah didalam Sholat pada surat al fatihah


KAJIAN Ke#3 Risalatul Qoriin


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , أَمَّا بَعْدُ

Sahabat-sahabat Qur’ani HQ yang dirahmati Allah SWT
TAG Hidayatul Qur'an

Pada kajian yang ke 3 adalah menjawab pertanyaan dari jama’ah mengenai kajian yang ke-2 yaitu mengenai hukum membaca

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

“Ketika di dalam sholat bacaan basmalah ini lebih utama dibaca sir (pelan) atau Jahr (keras) ?.” 

Untuk menjawab pertanyaan ini kita kembalikan rujukan kepada apa yang telah disampaikan rasulullah SAW di dalam hadistnya :

1.      Hadist yang ke 1 yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan muslim dari jalur sahabat Anas bin malik:


 أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ اَلصَّلَاةِ  بِـاَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ



Sesungguhnya nabi Muhammad saw, abu bakr dan umar didalam sholatnya membuka dengan bacaan suratul fatihah
 
زَادَ مُسْلِمٌ   لَا يَذْكُرُونَ   بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ

Imam Muslim menambahkan redaksi dalam hadist ini dengan tidak membaca basmala

Sedangkan Imam Ahmad, Imam Nasa’i dan Imam Ibnu Huzaimah  menjelaskan tidak mengeraskan bacaan basmalah (di baca sirri)



وَفِي رِوَايَةٍ لِأَحْمَدَ  وَالنَّسَائِيِّ وَابْنِ خُزَيْمَةَ :  لَا يَجْهَرُونَ   ‏بِبِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيم  (كَانُوا يُسِرُّونَ)


Jadi makna hadist-1 diatas adalah basmalah dibaca sirri (pelan) karena ada hadis lain yang menegaskan bahwa basmala adalah merupakan salah satu ayat atau bagian dari surat al fatihah

2.      Hadist yang ke 2 diriwayatkan oleh imam nasa’i dan ibnu huzaimah dari jalur sahabat Nu’aim  al Mujmir:


 صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَرَأَ : بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيم ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ اَلْقُرْآنِ  حَتَّى إِذَا بَلَغَ, وَلَا اَلضَّالِّينَ  قَالَ, آمِينَ  وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ  وَإِذَا قَامَ مِنْ اَلْجُلُوسِ : اَللَّهُ أَكْبَرُ . ثُمَّ  يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ : وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ   صَلَاةً  بِرَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم


“Nuaim berkata : saya sholat dibelakang abu hurairah, kemudian abu huraira membaca bismillahi rrahmani rrahiim kemudian dilanjutkan alfatiha secara lengkap sampai waladdloollin kemudian baca aamiin, setiap pergerakan membaca allahu akbar sampai akhirnya salam, kemudian abu hurairah bersumpah demi jiwaku yang berada ditanganNya (diawali dengan kalimat sumpah-menunjukkan penekanan kebenaran yang beliau ucapkan) sesungguhnya inilah sholat yang lebih menyerupai sholatnya rasulullah saw (maksudnya dengan mengeraskan bacaan basmalah)”

Kita mengetahui bahwa sahabat Abu Hurairah adalah merupakan salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis-2 rasulullah saw artinya beliau sangat sering bersama rasulullah.
 
Jadi makna hadist ke -2 ini menjelaskan bahwa basmalah dibaca jahr (keras)

Bagaimana kita sebagai umat rasulullah didalam memahami apa yang beliau lakukan berdasarkan 2 hadist diatas, rasul pernah membaca dengan sirri dan juga melakukan dengan Jahr. 

Dalam memahami ini kita kembalikan kepada firman Allah SWT di dalam Al Qur’an:

وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا

Dan apa yang diberikan rasul saw maka ambillah dan apa yang dilarang bagimu maka tinggalkanlah”. (al Hasyr 7)

Dari ayat diatas kita tidak boleh menyembunyikan/menghilangkan hadist hadist tertentu dari rasul karena kita mengamalkan  amalan hadist yang tertentu. 

Ketika ada suatu amalan pernah ditinggalkan rasul dan pernah dilakukan rasul maka yang lebih utama adalah mengamalkannya yang pernah dilakukan rasul selama tidak ada dalil larangan rasul.

Contoh hadist keterkaitan dengan sholat tarawih : rasul pernah melakukannya kemudian beliau meninggalkannya, maka yang lebih utama adalah melakukan yang pernah dilakukan selama tidak ada hadist yang melarang.

Melihat penjelasan diatas rasul kadang meninggalkan bacaan basmalah dengan suara keras, kadang beliau melakukan baca basmalah dengan suara keras maka yang lebih utama adalah melakukan baca basmalah dengan suara keras karena kita mengambil semua apa yang dari rasulullah saw. 

Semoga kita bisa mengamalkan contoh-contoh yang sudah diajarkan rasulullah saw didalam kehidupan kita sehari-hari termasuk mempraktekkan cara sholat sesuai rasulullah dengan membaca basmalah dengan suara Jahr (keras). 

Wallahu a’lam

By In'amul Choiri



No comments:

Post a Comment