*) Disarikan
dari Khutbah Jum’at Ust In’amul Choiri di Masjid Baitul Makmur PT Sumitomo SHI Construction Machinery
Indonesia Kerawang tanggal 14 April 2017
Puji Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT bi
irodatillah wa qudratillah kita dapat melaksanakan salah satu bentuk
ketaatan kepada Allah SWT semoga akan istiqomah ila akhirul hayat sehingga kita
menghadap Allah dalam kondisi Husnul Khotimah
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan semua pengikutnya ila
yaumil qiyamah.
Rasulullah SAW berpesan kepada kita agar senantiasa
melaksanakan sholat fardlu secara berjama’ah, rasul tidak hanya berpesan akan
tetapi langsung memberikan contohnya (bahkan didalam hadits nabi tidak
ditemukan bahwa beliau pernah meninggalkan sholat fardlu secara berjama’ah.)
Kenapa kita mesti berjama’ah?, kenapa kita harus melanggengkan berjama’ah?,
kenapa kita sebaiknya membiasakan diri untuk berjama’ah?
صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ
وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
Sholat jama’ah dibanding dengan sholat sendiri itu lebih baik
27 derajad (HR Bukhori)
Kalau saja kita ambil rata-rata umur manusia 65 tahun,
rata-rata usia baligh 15 tahun maka ada umur 50 tahun sebagai hamba Allah yang
mukallaf (yang mempunyai kewajiban menjalankan perintah Allah SWT).
Bila dalam 50 tahun sholatnya hanya sholat sendiri saja
(munfarid) maka pahalanya akan 50 tahun, sedangkan bila dilakukan dengan cara
berjama’ah terus tanpa pernah meninggalkannya maka pahalanya 50 tahun x 27 =
1.350 tahun, subhanallah sunggu sangat jauh perbedaannya orang yang melakukan
sholatnya secara sendiri dengan berjama’ah. Dan inilah yang membahagiakan
meskipun umur umat nabi Muhammad relative sedikit akan tetapi mampu melebihi
umat-2 sebelumnya yang berumur 800 tahun atau bahkan 1000 tahun.
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
Tidak akan masuk surga orang yang
memutus tali silaturahiim
Rasulullah bersabda :
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ
رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ
Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat penampilanmu, bentuk
fisikmu akan tetapi yang dilihat oleh Allah SWT adalah hatimu. (HR Muslim). Berdasarkan hadist ini Imam Ghozali menyatakan
bahwa hadirnya hati (khusuk) didalam sholat merupakan syarat sahnya sholat.
Sudahkah kita ketika sholat mampu khusuk, berapa persen kita bisa khusuk 100%,
50%, 20% atau tidak bisa sama sekali khusuk? Bila melihat hadist ini dan
aktifitas kita didalam sholat yang tidak bisa 100% khususk, maka punya potensi
sholat kita tidak diterima oleh Allah SWT.
Maka dapatkan nilai kekhusukan ini dengan cara sholat berjama’ah, Bila kita sebagai
makmum tidak bisa khusuk 100% maka kebutuhan khusuk ditutupi dengan makmum lain
yang bisa khusuk, Bila semua makmum tidak bisa khusuk maka kebutuhan khusuk
akan di tutupi oleh imamnya (carilah imam yang teralim diantara mereka), bila
semua makmum dan imam tidak bisa menghadirkan kekhusukan maka fadilah jama’ah
akan mampu menutupinya kekhusukan didalam sholat. Artinya sholat Jama’ah punya
potensi lebih besar diterima disisi Allah SWT dibandingkan dengan sholat
sendiri.
Rasulullah saw bersabda
مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلاَةِ مَعَ اْلجَمَاعَةِ
أَعْطَاهُ اللّهُ خَمْسَ خِصَالٍ : لَمْ يُصِبْهُ فَقْرًا أَبَدًا
Barangsiapa
yang selalu menjaga sholatnya dengan berjamaah, maka Allah akan memberinya lima
hal: tidak pernah terkena kefakiran selamanya (baik fakir harta maupun fakir
hati)
a.
Adalah jaminan tentang kehidupan didunia. Bila kita dijanjikan
oleh teman kita (bos) untuk suatu pekerjaan yang akan diberikan imbalan (gaji)
rutin setiap bulan kita mempercayainya padahal dia makhluknya Allah SWT. Jaminan
didalam hadist ini disampaikan rasulullah saw yang hakekatnya adalah jaminan
Allah, karena
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ
Rasul kalau
berbicara tidak pernah berdasarkan hawa nafsunya
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
Akan tetapi
selalu berdasarkan wahyu Allah SWT
إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ
Dan Allah
SWT tidak pernah menyalahi janjinya.
Masihkah ada
keraguan apa yang disampaikan rasulullah untuk kita. ???
يُرْفَعُ عَنْهُ عَذَابُ الْقَبْر
b. Yang kedua dihapuskan siksa kubur darinya, Anugrah yang besar bagi
seseorang yang tidak mendapatkan siksa kubur
أَمِنَ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيَامَةِ
c.
Yang ketiga selamat dari kesusahan pada hari kiamat, Padahal hari kiamat adalah
hari sangat mencekam, sangat menakutkan
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ
يُغْنِيهِ
pada hari itu seseorang lari dari saudara, dari ibu bapaknya, dari
anaknya karena sibuk mempertanggungjawabkan hasil perbuatannya didunia.
d. Yang ke empat diberikan buku catatan amalnya dengan tangan
kanan, Sebagai bukti diterimanya amal perbuatannya
يُعْطَى كِتَابُهُ بِيَمِيْنِهِ
e. Yang kelima berjalan di atas titian 'shirat' secepat
kilat yang menyambar.sebagai gambaran selamat dan dapat masuk dalam surganya Allah SWT.
يَمُرُّ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ
اْلخَاطِفِ
4 jaminan
diberikan dikahirat. Kalau kita melihat kondisi sekeliling kita saat ini bahwa
gambaran kemaksiatan dengan mudahnya dapat kita lihat dan saksikan, tidak perlu
jauh jauh bahkan didalam rumah, didalam kamar atau dimana saja posisi kita
(siaran televisi atau HP yang berada di tangan kita dapat melihat kontens yang
mengarah kepada kemaksiatan). Kalau kemaksiatan sudah sedemikian canggihnya
mengelilingi kita....
Mampukah perilaku kita menjamin diri kita
bebas dari siksa kubur? Kalaupun mampu terbebas dari siksa kubur, mampukah kita
terbebas dari kesusahan dan teror hari kiamat? Mampu pulakah kita menjamin
bahwa catatan amal akan kita terima dengan tangan kanan sebagai bukti amal kita
diterima? Mampukah kita melampaui jembatan shirat
sebagai jalan menuju surga?
Kalau kita tidak mampu menjamin melalui
itu semua, mengapa kita meninggalkan jamaah salat? Mengapa masa depan kita
tidak kita usahakan dan memastikan dengan selalu berjamaah?
Dan sholat sebagai amal yang dilihat pertama
kali, bila sholatnya baik maka yang lain akan baik dan bila sholatnya rusak
maka di anggap rusak.
Ayo Biasakan Sholat berjama’ah, Berusahalah
semaksimal mungkin membiasakan sholat fardu berjama’ah, melanggengkan menjaga berjamaah. Semoga
Allah memberikan kita kekuatan untuk melaksanakannya dan kita masuk dalam
kelompok yang selamat dan bahagia dunia akhirat. Aamiin.
No comments:
Post a Comment