*) Disarikan dari Mauidloh Hasanah Ust. In’amul Choiri dalam
rangka walimatul ursy di RT 06 Perum Mega Regency Blok D tanggal 23 April 2017
Bersama Ust Fauzi Pemilik suara emas ketika bertilawah al Qur'an (Mabruk) |
Puji syukur alhamdulillah kita
semua dapat menghadiri undangan walimatul ursy. Insyallah apa yang kita lakukan
mendapatkan nilai ibadah disisi Allah SWT karena kita memenuhi perintah
rasululllah SAW
وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ
Apabila ada saudara muslim mengundang
maka penuhilah undangannya (hak muslim terhadap muslim yang lainnya)
Kita berdoa kepada Allah SWT
semoga pulang dari sini hidup kita tambah berkah, keluarga kita dijadikan
sakinah mawaddah warahmah dan anak anak kita menjadi anak yang sholih sholihah.
Aamiin
Sholawat dan salam semoga
senantiasa kepada junjungan kita khotamun nabiyyin, sayidina wamaulana Muhammad
SAW dan juga keluarga, sahabat dan semua pengikutnya ila yaumiddiin
Hadirin yang dirahmati Allah SWT
Nikah itu hukumnya SUNNAH. Akan
tetapi setelah menikah menjadi WAJIB hukumnya menjadikan keluarganya menjadi keluarga yang
BAHAGIA. Seorang suami mempunyai komitmen membangun keluarganya jadi keluarga
bahagia begitupun sebaliknya seorang istri punya komitmen membentuk keluarganya
jadi keluarga bahagia.
Nikah itu menyatukan 2 hati yang
berbeda bukan menjadikanya satu, berbeda untuk membuat harmoni yang indah,
membangun keluarga yang penuh warna, maka perlu di waspadai berbeda
saling menghambat dan melemahkan dan maunya menang sendiri, maka
kuncinya adalah masing masing proaktif : Seorang suami hendaknya tidak hanya
minta dilayani, tidak hanya minta diperhatikan akan tetapi bagaimana menjadi
suami yang mampu melayani, menjadi suami yang mampu memperhatikan begitu juga sebaliknya
seorang istri tidak hanya ingin didengarkan, tidak hanya ingin di layani akan
tetapi istri yang mampu mendengarkan, seorang istri yang mampu melayani. Kunci
semuanya adalah komunikasi dan Memahami
Didalam menjalani rumah tangga
pastinya jalannya tidak selalu datar atau mulus suatu saat akan menanjak, akan ada
lubang yang harus dihindari, jalan terjal atau bahkan licin dll. Untuk itu
harus mengerti tujuan dari pernikahan itu (yaitu menjadikan keluarganya
bahagia) agar tidak berhenti ditengah jalan ketika ada badai menerjang .
Cerita Lukmanul Hakim dengan anaknya dapat menjadi
pembelajaran bagi kita. Lukmanul Hakim ingin memberikan pesan mendalam bagi
putranya dalam menghadapi kehidupan. Diajaknya anaknya keluar rumah ketempat-2
keramaian sambil membawa seekor keledai.
Lukmanul Hakim : Kamu tuntun keledainya saya yang menunggang
diatas keledainya
Anak : Iya Bapak
Masyarakat yang melihat : Itu Bapak tidak punya kasihan sama
anaknya, masak anaknya disuruh menuntun keledai dia enak enakan diatas keledai
Mendengar omongan masyarakat seperti itu
Lukmanul Hakim : Sekarang giliran kamu wahai anakku yang
menunggang diatas keledainya saya yang menuntun
Anak : Iya Bapak
Masyarakat yang melihat : Itu anak tidak punya sopan santun,
masak bapaknya disuruh menuntun keledai dia enak enakan diatas keledai
Mendengar omongan masyarakat seperti itu
Lukmanul Hakim : Sekarang kita naik berdua diatas keledai
Anak : Iya Bapak
Masyarakat yang melihat : Itu anak dan bapak tidak punya
perasaan, masa keledai kecil ditunggangi 2 orang
Mendengar omongan masyarakat seperti itu
Lukmanul Hakim : Sekarang kita turun berdua dan menuntun
keledainya
Anak : Iya Bapak
Masyarakat yang melihat : Itu anak dan bapak tidak bisa
berfikir apa ya.. keledainya sehat kok tidak di naiki malah dituntun.
Lukmanul Hakim mengatakan pada
anaknya : Begitulah kehidupan di dunia, apapun yang engkau lakukan,
dimanapun posisimu engkau akan mendapatkan cobaan dan hambatan, penilaian dari
sekelilingmu. Jangan berhenti dan
menghindar dari cobaan itu, akan tetapi tetaplah berjalan menuju tujuanmu
niscaya engkau akan sampai pada tempat tujuanmu. Untuk itu suami istri harus
mengerti modal utama atau pondasi untuk membangun rumah tangga agar sampai pada
tujuannya.
Apa Modal yang diperlukan …???
Nabi Muhammad SAW kalau
memberikan khutbah nikah, memberikan mauidloh pada pernikahan selalu ayat yang
dibaca adalah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Ternyata Modal Utama atau pondasi
dari membangun pernikahan yang disampaikan nabi Muhammad SAW itu adalah TAQWA. Mungkin ada yang nggak
yakin dan berpendapat lain, misalnya modal agar pernikahan itu bahagia adalah
“UANG”. Jawabannya BUKAN, uang mungkin
bisa menjadi salah satu komponen kebahagian akan tetapi bukan utama. Kita
banyak melihat dan mendengar dari berita surat kabar ataupun televisi banyak
para artis, orang-orang yang berduit pernikahannya hanya seumur jagung.
TAQWA ( تقوى ) menurut imam Nawawi al Bantani
terdiri dari 4 huruf
Saling
menghormati satu dengan yang lain, Suami menghormati istrinya, istrinya
menghormati suaminya, Mertua menghormati menantunya begitu juga sebaliknya
menantu menghormati mertua dll. Satu sama lainnya saling menjaga agar tertata keharmonisan didalam rumah
tangga. Suami tidak boleh memanggil dengan panggilan yang tidak baik sama
istrinya
Istri tidak
boleh memberikan julukan yang tidak pantas bagi suaminya.
Menganggap
mertua adalah seperti orang tuanya sendiri karena memang kategori orang tua itu ada 3 macam
a.
Orang Yang melahirkanmu
(Ibu Bapak kandung)
b.
Orang yang menikahkan (Ibu
Bapak mertua)
c.
Orang yang mengajarimu
(Guru gurumu)
Menerima dengan
lapang dada kondisi masing masing. Istri tidak menuntut suaminya sesuatu yang
diluar kemampuannya. Suami juga tidak menuntut istri yang tidak bisa
diusahakannya. Menerima dan saling menutupi kekurangan masing masing akan menjadikan kehidupan keluarganya harmoni
Suami mengerti
kewajibannya yaitu menjadi pemimpin rumah tangga (mampu mengarahkan bila ada
anggotanya salah, mampu memberikan
pedoman agar keluarganya sampai pada tujuannya) dan memberikan nafkah
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ
بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
Seorang istri
mengerti kewajibannya (menjadi penyejuk bagi suami dan keluarganya/melayani
dengan hati, menjadi ibu bagi anak anaknya, menjaga kehormatan keluarga)
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ
اللَّهُ
3. (و ) artinya Wara’
Menjaga diri
dari sesuatu yang merusak pernikahan. Istri menjaga harta suami ketika suami
sedang tidak ada ditempat dan harta yang paling berharga bagi suami adalah dirinya
sendiri (yaitu istri). Maka jaga sebaik baiknya. Begitu juga suami didalam
mencari rizki agar hati hati untuk mendapatkan rizki yang halal.
Meyakini
bahwa pernikahan adalah menjalankan
perintah Allah dan rasulnya, Niat menjalankan perintah Allah dan rasulnya. maka
insyaallah pertolongan Allah akan senantiasa di dapatkan didalam membina
keluarga dan mendapatkan keberuntungan yang besar disisi Allah SWT.
مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ
فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Semoga keluarga yang baru
mengikat tali pernikahan ini dan juga keluarga kita semua dijadikan oleh Allah
keluarga yang sakina mawadda warahmah dan mempunyai keturunan anak anak yang
sholih sholiha. Aamiin.