Pilih Bahasa

Monday 10 July 2017

Berharap anak yang Sholeh ..!!!



Disarikan dari Mauidlo hasanah ust. In’amul Choiri di walimatul khitan anada Ahmad Zidan Zakariya dan Halal bi Halal tanggal 8 juli 2017 di Mercy Blok D
 
Bersama Ketua Hidayatul Qur'an
Puji syukur Alhamdulillah merupakan kenikmatan yang besar diberikan kepada kita, ketika kita mampu menjalankan perintah Allah, memenuhi undangan dari kaum muslimin adalah bagian dari menjalankan perintah Allah memenuhi hak sesama muslim, semoga kehadiran kita malam hari ini bersamaan dengan ridlo dan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin

Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW tauladan kita dalam mencapai kebahagian kehidupan dunia dan akhirat.

Kita berdoa semoga anadan Ahmad Zidan Zakariya dijadikan anak yang sholih, berbakti kepada kedua orang tuanya dan barokah hidupnya. 

Hari ini kita masih berada dibulan syawal maka saya ucapkan
جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين
Semoga Allah menjadikan kita semua kembali fitrah (diampuni dosa dan kesalahan kita) dan memperoleh kemenangan dalam melawan hawa nafsu kita. MOHON MAAF LAHIR & BATIN
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنكمْ
Dan semoga Allah menerima ibadah kita dan ibadah kalian. Dan kita memperoleh predikat muttaqin.
Hadirin..

Fitrah Manusia itu ada 5 sebagaimana disampaikan nabi didalam hadistnya : Khitan, Memotong kuku, mencukur kumis, memotong bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak. Dan semua rutin dilakukan kecuali khitan hanya 1 kali sepanjang hidupnya. Nggak ada yang mau untuk yang kedua kalinya meskipun dapat diskon. (he..he..) 

Hukum khitan ini wajib bagi setiap orang Muslim dilakukan sebelum anak tersebut mukallaf “ al wasail hukmul maqoshid” dan merupakan bagian dari syariat islam. Apapun yang disyariiatkan oleh islam pasti mengandung manfaat yang besar termasuk khitan ini, dan sekarang bukan orang islam saja yang ingin dikhitan bahkan lembaga dunia PBB menganjurkan semua kaum laki-laki dikhitan (sangat besar manfaat bagi kesehatan), inilah bukti islam adalah rahmatal lil ‘alamiin, perintah syariat didalamnya pasti sesuai dengan fitrah manusia karena datang dari yang menciptakan manusia.

Setelah dikhitan anak siap menjalankan tanggung jawab sebagai manusia (mukallaf) maka anak harus dibekalin oleh orang tuanya agar menjadi anak yang sholeh bukan anak yang salah. Semua orang menginginkan mempunyai anak sholeh (terlepas bapaknya sholeh apa tidak) Anak yang sholeh adalah dambaan, kebanggan, dan harapan setiap orang. Bahkan para nabipun menginginkannya : 

1. Hal tersebut tercermin pada doa nabi Zakariya as. (رَبِّ هَبْ لِى مِنَ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةًً طَيِّبَةً), ‘Ya Allah Tuhanku, berikanlah aku dari sisi Engkau seorang anak yang saleh’. 
2. Atau doa nabi Ibrahim as. ( رَبِّ هَبْ لِى مِنَ الصَّلِحِيْنَ ), ‘Ya Tuhanku anugrahkanlah kepadaku seorang yang termasuk dari orang saleh’.
 
Namun pada kenyataan, keberadaan anak tidak selalu hadir sebagaimana yang kita harapkan. Terkadang anak hadir memberi kenyamanan dan juga sebaliknya, mendatangkan berbagai kesulitan. Padahal kita sadar bahwa baik dan buruk seorang anak akan membawa efek bagi orang tua baik di dunia maupun akhirat.
Agar memiliki anak sholeh

1. Terkait keterangan “biiru abaakum tabirru abnaakum” Berbaktilah kepada Orang tua kalian niscaya anak kalian akan menjadi anak yang berbakti (al hadist), berbakti kepada orang tua ini juga akan mendapatkan karunia yang besar. 
 
Diceritakan ada jaman nabi Musa a.s nabi Musa berdoa minta diberikan petunjuk siapa temannya di surga. , Maka Allah berfirman “Wahai Musa jika begitu maka pergilah engkau  ke pasar, engkau akan menemukan seorang laki-laki yang kelak akan menjadi temanmu di surga”. Dengan rasa penasaran bergegaslah nabi Musa a.s ke pasar, Ternyata disana berjumpa laki-laki yang sedang belanja daging. Nabi Musa menegurnya “ saya baru melihat anda, tetapi saya ingin mengenal lebih jauh, bolehkah saya bertamu ?, maka lelaki inipun menjawab “Boleh, kehormatan bagi saya bila ada yang mau datang kerumah saya”

Sesampai dirumah lelaki tersebut memasak daging dan menurunkan seseorang perempuan dari dalam wadah seperti karung yang sudah tidak bisa menggerakkan tubuhnya, kemudian menyuapinya, setelah selesai dibersihkan tubuhnya dan diganti pakaiannya dan dibiarkan beristirahat. Nabi musapun bertanya “Apa yang kau lakukan?” Maka lelaki ini pun menjawab “perempuan tua itu ibuku, yang sakit sejak puluhan tahun, keadaanya sangat lemah, tatapi beliau sangat bersabar terhadap apa yang menimpanya itu, beliau beriman kepada Allah. Sedang alasan mengapa beliau saya letakkan dalam kantong karung setiap saya pergi?” agar beliau aman, selalu dalam lindungan saya, karena saya sangat mengkhawatirkan keselamatan beliau. Nabi Musa pun berkata “wahai kawan, kau telah mendapatkan penghargaan besar dari Allah, kelak kamu akan menjadi temannku di surga, doa ibumu telah dikabulkan oleh Allah dan kelak kamu akan bertemu di Surga, ketahuilah saya adalah nabi musa”. Mendengar sabda nabi musa, lelaki tersebut sangat bahagia dan berdoa “semoga saya bisa tetap berbakti kepada orang tua”. Begitulah salah satu kemulyaan yang diberikan oleh Allah buah dari berbakti kepada Orang tua.

2. Bekali anak dengan pengetahuan yang mengantarkannya menjadi Sholeh

a.       Berikan pendidikan yang baik. Pendidikan penting bagi setiap muslim bahkan hukumnya wajib (طَلَبُ الْعِلْم فَرْيْضَةً عَلى كُلّ مُسْلِمٍ), baik ilmu umum maupun ilmu agama. Setiap Muslim harus ada yang jadi dokter, ahli mesin, ahli infrastruktur, ahli politik, ahli ekonomi,dll bila tidak ada maka seluruh orang islam berdosa (wajib kifayah) sedangkan ilmu tentang mengetahui tentang siapa tuhannya, bagaimana cara beribadah adalah kewajiban setiap individu (wajib ain). Berikan semangat, sarana, fasilitas agar anak mau belajar dengan baik…jangan sampai anak dibiarkan tidak sekolah (belajar dan mengaji) karena bisa menjadi penghalang untuk meraih kesholehan sebagaimana saidina Ali bin Abi Tholib mengatakan (لَوْلَ خَمْسَ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَّالِحِيْنَ, الْقَنَاعَةُ بِاالْجَهْلِ ), Puas dengan kebodohan merupakan penghalang anak menjadi sholeh.

b.      Berikan bekal bahwa perjalanan kehidupan ini nanti tidak selamanya mulus (bersabar dalam berkarya) tetap dalam koridor yang digariskan oleh Allah SWT terutama ketika sedang diuji oleh Allah. Tidak menghalalkan segala cara dalam mencari rizkinya Allah. Anak harus diberikan bekal bahwa harta adalah sebagai sarana menuju kehidupan akhirat sehingga harus benar dalam mencarinya, Jangan tamak (rakus) terhadap dunia karena akan menjadi penghalang mencapai kesholihan sebagaimana dikatakan saidinia Ali bin Abi Tholib (وَ الْحِرْصُ عَلَى الْدُنْيَا) Rakus terhadap dunia akan menjadi penghalang mencapai kesholihan


c.       Berikan bekal agar berempaty terhadap lingkungannya. Peduli terhadap sekelilingnya bila ada yang mendapatkan nikmat maka diapun ikut senang, bila ada yang mendapatkan kesusahan maka diapun ikut berbela sungkawa, bila ada yang memerlukan bantuan diapun ikut membantu, bila ada kemungkaran dan kemadlorotan diapun ikut menghilangkannya, bila ada kebaikan diapun ikut berjuang menyebarkan..pribadi yang bersosialita sehingga anak tidak pelit terhadap apa yang sudah dikaruniakan kepadanya . Karena Pelit (tidak peduli) akan menjadi penghalang meraih kesholihan sebagaimana yang dikatakan saidina Ali bin Abi Tholib (وَالْشُحُّ بِالفَضْلِ) Pelit terhadap karunia Allah akan menjadi penghalang kesholihan.
d.      Berikan bekal bahwa kehidupan ini semua gerak gerik kita (semua apa yang kita lakukan) dalam pengawasan Allah SWT yang tidak pernah lengah sedikitpun, sehingga anak mampu melakukan sesuatu karya bukan karena ada ayah bundanya, bukan karena kawannya dan bukan karena manusia yang lain. Dia akan mampu melakukan yang terbaik … apakah dilihat manusia yang lain apa tidak !!, Dia tidak menunggu orang lain dalam berkarya, dia melakukan karena Allah SWT.
Jangan biasakan anak berkarya karena menunggu orang lain karena akan dapat menghalangi mencapai kesholihan sebagaimana dikatakan saidina Ali bin Abi Tholib (وَألّرِياءُ فِيْ الْعَمَلِ) Selalu ingin dilihat orang lain (dipuji) bila berkarya.
e.       Berikan bekal agar tidak sombong dalam bersikap. Sikap sombong akan bisa menghancurkan dan merendahkan diri seseorang. Memandang remeh terhadap orang lain adalah kesalahan fatal bagi seseorang dan akan menghalagi seseorang mencapai kesholihan sebagaimana dikatakan saidina Ali bin Abi Tholib  ( وَالْاِجاَبُ بِالرَأْيِ). Bangga terhadap dirinya sendiri.

3. Doakan mereka
Doa orang tua bagi anaknya adalah seperti doa nabi kepada umatnya, senantiasa doakan anak anak kita agar meraih kesholihan dan kesuksesan hidup dunia akhirat.

Demikian semoga anak anak kita dijadikan anak anak yang sholih dan qurrota a’yun (penyejuk hati) dan kita bisa dikumpulkan oleh Allah di Surganya Allah SWT.Aamiin.

No comments:

Post a Comment