Disarikan dari Khutbah Idul Adha 1438 H Oleh Ust In'amul Choiri di Masjid Jami' Al Hidayah Mega Regency Tanggal 1 sept 2017
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Puji
syukur Alhamdulillah di pagi hari yang penuh barokah ini, kita berkumpul untuk
melaksanakan shalat ‘Idul Adha. Baru saja kita laksanakan ruku’ dan sujud
sebagai manifestasi perasaan taqwa kita kepada Allah SWT. dan sebentar
lagi dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban yang juga sebagai bukti
tekaqwaan kita kepada Allah SWT, Sebagaimana firman Allah SWT
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ
لُحُومُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Daging-daging dan darahnya (Qurban) itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat
mencapainya (al Hajj 31)
Kita
agungkan nama-Nya, kita gemakan takbir dan tahmid sebagai pernyataan dan
pengakuan atas keagungan Allah. kebahagian yang kita rasakan juga dirasakan
umat muslim diseluruh belahan bumi terutama bagi saudara kita yang saat ini
pergi haji. Mereka semua sudah melakukan wuquf diarofa kita doakan semoga
membawa haji yang mabrur, sehat dan bisa kembali ketanah air dengan selamat.
Aamiin.
Dan
kita berkumpul pagi ini sebagai perwujudan ungkapan syukur kepada Allah Swt.
Atas nikmat yang begitu banyak kita dapatkan, Dan Sesungguhnya, Allah Swt tidak pernah
mengharap syukur kita, tidak perlu syukur kita, karena syukur kita itu hanya
akan kembali pada yang melakukan.
وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ
“Barangsiapa
yang bersyukur maka sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri
Bersyukur
akan mengekalkan nikmat yang sudah ada dan akan menambah nikmat yang sudah
didapatkan atau menambah nikmat baru,
Disebutkan dalam Alqur'an...
إِنَّ اللَّهَ لَا
يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum sampai mereka merubahnya sendiri..
Perubahan
itu dimulai dari diri sendiri, Allah SWT sudah memberikan kenikmatan yang
banyak pada masing-2 individu, seberapa besar syukur kepada Allah SWT maka akan
semakin baik baginya, Semakin
bersyukur…semakin bertambah, BUKAN menunggu bertambah baru
bersyukur TAPI dengan bersyukur PASTI bertambah, sesuai dengan
janji Allah SWT
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
Allahu
akbar 3x
Hadirin
Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Dalam kehidupan ini begitu banyak prinsip prinsip yang harus kita
pegang teguh, belajarlah pada nabi Ibrahim sebagaimana diperintahkan oleh Allah
swt
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim
dan orang-orang yang bersama dengan dia (al mumtahana 4)
Prinsip
prinsip yang bisa kita teladani dari nabi Ibrahim
1. Pertanyaan
Allah Swt pada Nabi Ibrahim
فَأَيْنَ
تَذْهَبُونَ
ke
manakah kamu akan pergi? (at takwir 26)
Pertanyaan ini ditanyakan disaat nabi Ibrahim yang dikenal milyader
pada jamannya (seorang yang kaya raya) sedang membawa dan mengurusi 1000 ekor
domba, 300 ekor lembu, dan 100 ekor unta
faiana
tadzhabun?? ..( ke manakah kamu akan pergi?)
Nabi Ibrahim menjawab, “Inni
dzahibun ila rabbi sayahdin” Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku
dan Dia akan memberi petunjukan padaku
Begitulah nabi
Ibrahim mengerti betul bahwa tujuan akhir hidup manusia bukan kekayaan, bukan
pangkat, bukan jabatan dan sebagainya, tetapi tujuan hidup sebenarnya adalah
Allah Swt.
Pertanyaan
Allah SWT pada Nabi Ibrahim adalah pertanyaan moral yang penuh makna:
Hendak dibawa kemana jabatan dan pangkat kita?
Apakah jabatan
dan pangkat itu mengangkat masyarakat atau justru mengikat masyarakat?
Apakah jabatan
dan pangkat itu memberdayakan umat atau
justru memperdaya umat?
Apakah jabatan
dan pangkat itu menciptakan keadilan
atau justru menciptakan kedzoliman?
Hendak dibawa kemana harta kita?
Apakah harta
yang kita miliki sering masuk kotak amal atau justru kotak Mall?
Apakah harta yang kita miliki menguatkan ibadah
kita atau justru melalaikan ibadah kita?
Hendak dibawa kendaraan kita ?
Apakah kendaraan kita sering dipakai membantu
beribadah atau berfoya foya?
Hendak dibawa kemana ilmu kita?
Apakah ilmu
kita untuk diamalkan atau justru dipamerkan?
Apakah ilmu kita mendatangkan takut kepada
Allah atau justru melawan Allah?
Hendak dibawa kemana tubuh kita?
Apakah tubuh
kita sering dipakai bersyukur atau justru kufur?
Apakah tubuh
kita sering dipakai untuk tafakkur atau justru tidur?
Menjadi sangat penting untuk menanyakan kembali
pertanyaan tsb pada kita ?? Karena saat ini secara fakta manusia cenderung menghindari
apapun yang menyakitkan dan mengejar apapun yang dirasakan menyenangkan meskipun
harus menerjang rambu-rambu agama !!
Sehingga yang
dikejar hanyalah kehidupan materi dunia belaka. Kenapa nggak sholat ?? karena
lagi ngurusin kerjaan, Kenapa nggak ngaji ?? karena kecapean baru pulang kerja,
Kenapa nggak puasa??? Karena sedang bekerja dll. Sholat/ibadah kepada Allah dianggap
penghalang dalam mencari dunia, padahal seharusnya kita mencari dunia untuk
menguatkan ibadah kita kepada Allah SWT.
Rasulpun pernah
mengingatkan kepada para kumpulan sahabatnya dengan suara yang sengaja
dikeraskan, ketika melihat sahabatnya merasa kecapekan bekerja didunia, ada kekhawatiran
dalam hidupnya, pesimis terhadap masa depannya.
Ya bilal arihna
bi sholat “ Wahai bilal istirahatkan kami dengan sholat”.
Maksudnya apa ucapan rasul ini? … Istirahat tentunya identik dengan tempat yang
menyenangkan, Jadikan sholat (ibadah) adalah sesuatu yang menyenangkan hatimu,
sebagai tujuan utamamu sehingga aktifitas yang lain didunia adalah sebagi
pelengkap hidupmu
Inilah esensi jawaban
nabi Ibrahim dari pertanyaan Allah diatas sehingga menjadikan keluarga nabi Ibrahim
SUKSES dunia akhirat dijadikan teladan bagi umat sesudahnya sepanjang masa. Karena
Ibadah kepada Allah/sholat dijadikan visi dan misi keluarga, bukan hanya
sebagai MOTO saja akan tetapi setiap saat diikrarkan dihadapan Allah SWT
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ
رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ |
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku (Ibrahim 40)
Jadikan sholat sebagai kunci membangun kesuksesan keluargamu
seperti keluarga Ibrahim :
karena sholat
akan memperbaiki urusanmu,
karena sholat
akan mendatangkan kebahagiaan bagimu,
karena sholat
akan mendatangkan kejayaan / kesuksesan bagimu.
Allahu
akbar 3x
Hadirin
Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
2. Berdoa
Salah satu yang sangat penting dalam hidup ini adalah berdoa,
berdoa bukan hanya menunjukkan kelemahan kita sebagai manusia akan tetapi menunjukkan
kita betul betul memerlukan Allah SWT karena Allah adalah segala galanya tempat
bergantung bagi kita semua
a.
Mohon
diberikan Negara yang aman tentram dan banyak rezki dalam bingkai taat kepada
Allah SWT
وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ
أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
Dan (ingatlah),
ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri
yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala (Ibrahim 35)
وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ
الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Dan (ingatlah),
ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang
aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang
beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian (al Baqara 126)
Tanah air atau
Negara adalah sangat penting bagi kita, maka hendaknya dijaga dengan baik,
jangan sampai kita kehilangan Negara dan tanah air. Karena akan menjadikan hidup
sengsara. Jangan apatis akan tetapi berkaryalah yang terbaik untuk kemajuan dan
kejayaan bangsa. Nabi ibrahimpun memohon diberikan Negara yang aman sentosa. Dalam
konteks Negara yang sedang mengalami krisis moral seperti ini maka sudah
sepatutnyalah kita berdoa agar negri kita dijadikan negri yang aman sentosa dan
pemimpin kita diberikan petunjuk kebenaran dan mau menerima petunjuk
kebenaran serta diberikan pemimpin2 yang sholeh dikemudian hari. Aamiin
Allahu
akbar 3x
Hadirin
Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah
b.
Mohon
diberikan Anak yang Sholeh.
Anak adalah symbol
dari keberlangsungan kehidupan selanjutnya (keluarga, lingkungan bahkan Negara).
Kehidupan selanjutnya akan sangat bergantung pada anak anak kita saat ini, bila
anak anak saat ini adalah generasi yang Tholeh/Salah maka hancurlah
kehidupan masyarakat berikutnya (mulai dari keluarga sampai Negara), akan tetapi
bila anak ini generasi yang sholeh maka keluarga dan negarapun akan
menjadi “Baldatun Thoyyibatun wa rabbun ghofur” maka Nabi Ibrahim meminta anak yang soleh
رَبِّ
هَبْ لِى مِنَ الصَّلِحِيْنَ
Ya Allah berilah kami anak-anak yang soleh
Bukan anak yang Pintar, bukan anak yang kaya
raya, bukan anak yang punya jabatan luar biasa, bukan anak yang punya pangkat
setinggi langit yang diminta akan tetapi anak yang SHOLEH. Karena apalah
arti anak kaya, anak berpangkat dan jabatan, anak yang pintar tapi mereka tidak
sholeh.
Seberapa besar kesungguhan kita
sebagai Orang tua mendoakan anak kita agar menjadi anak sholeh padahal doa orang tua kepada
anaknya seperti doa nabi kepada umatnya, doa orang tua terhadap anak adalah
langsung diijabah oleh Allah SWT.
Meskipun kita telah berdoa tapi jangan sampai kita mengkhianati doa
kita sendiri:
1. Berdoa minta ilmu akan tetapi tidak mau
belajar, tidak mau ngaji, tidak mau hadir di Majlis Ta’lim
2. Berdoa
minta sehat akan tetapi mengkonsumsi sesuatu yang haram, sesuatu yang
membahayakan,
3. Berdoa
minta anak sholeh akan tetapi tidak memberi contoh kesholehan, tidak mau
berkumpul dengan orang sholeh, tidak mau memberikan bekal pendidikan agar anak
menjadi sholeh
4.
Berdoa
minta rizki akan tetapi tidak mau berusaha, tidak mau bersedekah, tidak mau
berempati kepada sesama.
Disamping peran orang tua, peran
anak juga sangat menentukan dalam mencapai tujuan ini yaitu “ ANAK MAU DIAJAK BEKERJASAMA, sebagimana
nabi ismail menjawab didalam ayat ini
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ |
قَالَ يَا
أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ
الصَّابِرِينَ |
Maka tatkala
anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim
berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"
Untuk menjadi anak
yang hebat, dicintai orang tuanya maka
jadilah anak yang bisa diajak kerjasama oleh orang tuanya :
1.
Cintai
bagaimanapun kondisi orang tuamu,
2.
Banggakanlah
apapun profesinya
3. Jangan
malu membantu pekerjaan orang tua yang penting halal meskipun kelihatan tidak
mentereng
4.
Bantulah
mereka dengan senang hati
Semoga
keluarga kita akan menjadi keluarga-2
ibrahim baru yang akan memancarkan kejayaan dan kesuksesan dikemudian hari. Orang
tua dan anak bisa bekerjasama mewujudkan Visi dan Misi “Menegakkan sholat”. Menjadi
pemimpin2 masa depan bagi bangsa dan Negara ini dan Indonesia menjadi Negara yang aman sentosa dikarunia rizki
yang melimpah dan selalu berada didalam petunjuk dan bimbingan Allah SWT.
Doa pada Khutbah ke-2
Ya Allah ampunilah dosa dan kesalahan kami, dosa orang tua kami, dosa anak
istri kami, dosa guru-guru kami, dosa saudara saudara kami dan dosa saudara2 kami
seiman. Wafatkanlah kami dalam kondisi ISLAM
Ya Allah ya kariim mulyakan mereka para orang tua dan guru
guru kami disisa umurnya ya Allah dan jadikan akhir hayatnya husnul khotimah,
lapangkankanlah kuburnya, dan tempatkanlah didalam surgaMu. Sayangi mereka ya
Allah sebagaimana kasih sayang mereka kepada kami.
Ya Allah yang maha menyaksikan dan maha perkasa, berikan pertolongan
saudara2 kami di pelestina, diRohingnya yang dibantai orang2 yang tidak punya
sisi kemanusiaan, meskipun tokoh2 dunia membisu akan kebiadaban mereka akan
tetapi Engkau tidak tidur ya Allah (
Ya hayyu ya qoyyum Innaka ‘ala kulli
syaiin qadiir), Engkaulah yang maha Melihat dan maha Kuasa dari segala
sesuatu. Tolonglah mereka seperti Engkau menolong para kekaasiMu dari musuh-2
Mu.
Allohumma ahlakal kafarata wal musyrikiin, a’daa aka a’daaddin.
Hancurkan orang orang kafir dan musyrik ya Allah .. musuhMu dan musuh agamaMu. Dan
jangan Engkau datangkan disekitar kami ya Allah,
musuh – musuhMu karena dosa dan kesalahan
kami ya Allah. Datangkan disekitar kami … orang orang sholeh. Orang orang yang
mendatangkan rahmat Mu.
Jadikanlah ibadah qurban tahun ini sebagaii cambuk bagi kami untuk mempunyai
semangat berqurban mensyiarkan agamaMu yang rahmatallil ‘alamiin,
sehingga lebih banyak lagi orang orang yang mengerti bahwa islam memancarkan
kasih sayang, islam mendatangkan kebaikan, islam menyelamatkan kehidupan dan
islam mendatangkan keridloanMu ya Allah.
Ya Allah jadikan kampong ini, Negara ini menjadi
Thoyiib. Aman, sejahtera, rizki melimpah dan
karuniakan kepada kami pemimpin yang amanah, pemimpin yang gampang dan mau menerima
petunjukMu, Pemimpin yang mengantarkan kami menjadi bangsa yang besar dan
bermartabat dalam siraman rahmat dan petunjukMu.
Jadikanlah anak anak kami adalah anak anak sholeh yang selalu mendirikan
sholat, menjadi penyejuk bagi kami, dan jadikanlah mereka sebagai pemimpin
-pemimpin bangsa ini dan menjadi pemimpin bagi
orang orang yang bertaqwa.