Pilih Bahasa

Wednesday 10 May 2017

Amanah yang mempesona itu adalah anak



Disarikan dari Mauidlo Hasanah Ust. In’amul Choiri pada Walimatut Tasmiyah tanggal 2 Mei 2017 Blok CD Mercy
Aqiqah di rumah Ust. Joko Setiyana

Puji syukur Alhamdulillah kita bisa berkumpul ditempat yang mulia di Musholla An Nur dalam rangka menghadiri undangan sahabat kita tasyakkur bin ni’mah, Insyallah akan bernilai ibadah dihadapan Allah SWT karena kita bertahni’ah yaitu ikut senang dengan kesenangan yang dialami saudara kita muslim dan menjalankan perintah Allah dan rasulnya dengan memenuhi hak sebagai sesama muslim.

Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad sebagai Idola bagi kita didalam segala sendi kehidupan termasuk didalam mendidik anak-anak kita.

Alhamdulillah malam hari sudah masuk bulan Sya’ban  1438, bulan yang menurut ulama disebut “Keberkahannya bercabang cabang Semoga kita pulang dari tempat ini hidup kita tambah berkah dan kita berdoa kepada Allah semoga kita semua dan anak keturunan kita menjadi hamba Allah yang sholih dan sholihah dan dapat menjadi pemimpin orang orang yang bertaqwa. Aamiin

Hadirin rahimakumullah

Rasulullah bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani

Dari Hadist diatas maka anak ini akan sangat bergantung dengan pembentukan yang dilakukan oleh orang tuanya (sentuhan dan usaha orang tuanya), Ibarat gelas kosong mau diisi susu, diisi air putih atau diisi cuka maka gelas akan ikut siapa yang mengisi dirinya. Begitu juga seorang anak ini akan menjadi amanah yang mempesona bagi orang tuanya ataun justru sebaliknya menjadi kehancuran bagi orang tuanya tergantung bagaimana orang tuanya membentuknya.

Diceritakan, Bagaimana ada orang tua yang mendapatkan kehormatan disisi Allah karena sikap anaknya dan begitupun sebaliknya.  Sebagai orang tua harusnya memahami bentuk kasih sayang yang diberikan kepada anaknya agar bagaimana usahanya  menjadikan anaknya anak yang sholih.

Tahapannya tentunya banyak mulai dari memilih calon ibunya akan tetapi yang kami sampaikan  malam ini mulai dari 

1. Bersyukur terhadap karunia Allah
Bentuk syukur orang tua terhadap Allah dengan diberikan anak adalah dengan meng aqiqah kannya. Aqiqah hukumnya menurut jumhur ulama’ “Sunnah Muakkad

كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيْقَتِهِ. تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَ يُحْلَقُ رَأْسُهُ وَ يُسَمَّى

Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ke-7, dicukur rambutnya, dan diberi nama.

Tanggung jawab aqiqah ini adalah dibebankan kepada Orang tua, Kapan pelaksanaannya ??? yang terbaik dari hadist diatas adalah umur 7 hari. Ada riwayat lain bisa dilakukan hari ke 14, ke 21. Apakah hanya dihari hari itu ???  Ulama berpendapat : Kapan saja kelonggaran rizki orang tua sampai anak berumur sebelum usia baligh. (Bila memang tidak mampu “benar benar tidak mampu” sampai anak berusia akil baligh maka gugurlah kewajiban orang tuanya). Bila anak sudah dewasa belum diaqiqahi kemudian ingin mengaqiqahkan dirinya sendiri maka hal tersebut diperbolehkan saja.

Dengan aqiqah ini diharapkan anak akan menjadi pribadi yang pandai bersyukur, yang merupakan pondasi anak agar sukses dunia dan akhirat. Dia akan berangkat dari potensi dan keadaan dirinya (tidak mengeluh dengan keadaan dirinya, tidak iri dengan kelebihan orang lain) tapi akan melangkah dengan bersyukur kepada Allah SWT terhadap potensinya sendiri.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

2.  Membekali Pendidikan yang tepat kepada anak

Termasuk bekal yang besar yang diberikan kepada anak adalah sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Lukman

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

a. Bekali Anak untuk dapat melakukan sholat secara mandiri (أَقِمِ الصَّلَاةَ)


Rasulullah bersabda :
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ
 perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun

Umur 7 tahun sudah mulai di training melaksanakan sholat selama 3 tahun, kemudian umur 10 tahun diberikan sanksi kalau masih belum bisa sholat dengan mandiri. Proses ini adalah proses pembiasaan. Kalau anak sudah terbiasa maka akan mudah melakukannya kalau anak tidak terbiasa maka akan sulit melakukannya. Ketika sudah sampai umur baligh maka sudah mudah dan sempurna sholatnya. Dan tidak ada sesuatu yang sulit kalau sudah dibiasakan, Contoh  sederhana adalah anak di inggris umur 7 tahun sudah pandai berbicara bahasa inggris. Mengapa ??  karena terbiasa berbicara bahasa inggris bandingkan dengan sebagian besar kita umur sudah kepala 4 masih belum mahir berbicara bahasa inggris.

b. Bekali anak untuk peduli terhadap lingkungan (وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَر)


Berikan bekal kepada anak bila ada kebaikan yang bermanfaat maka disampaikan atau ikut bersama sama masyarakat untuk melakukan kebaikan tersebut, begitu juga ketika ada sebuah kemadlorotan dimasyarakat diapun ikut peduli di dalam meminimalisir atau bahkan menghilangkannya.

Didik anak agar bergaul dengan lingkungannya tidak egois, hanya asyik bermain dengan gadgetnya, dengan PSnya dll.

Sehingga anak dapat menjadi umat yang terbaik menurut Allah SWT sebagaimana firmannya :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah

c. Bekali anak untuk bersabar (وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ)


Bekali anak bahwa perjalanan hidup dalam mencapai tujuan tidak selalu mulus, bisa jadi jalan yang akan dilalui terjal, bisa jadi jalannya naik atau curam. Berikan pemahaman agar tetap bersabar focus pada tujuan. Sehingga tidak berhenti ditengah jalan akan tetapi dapat melalui jalan jalan tersebut yang pada akhirnya sampai pada tempat tujuan. Sabar dalam menghadapi ujian, sabar dalam usaha mencapai tujuan, sabar menghindari sesuatu yang dilarang.

Semoga anak anak kita semua menjadi amanah yang mempesona bagi kita (Qurrota a’yun) sukses dunia akhirat. Aamiin

No comments:

Post a Comment